Asal usul penduduk dari hindia belakang manopek di bukik siguntang-guntang (antara Palembang dan Jambi) melalui bukik mandiangin meniti bukik muaro takuong, manopek di bukik palano, tabulango dan batarak dibukik aie hitam.
Ninik dari bukik siguntang-guntang sebanyak 50-2 yang artinya (mulai ditatak/ditempati). Setelah penduduk mulai berkembang kemudian pindah ke dusun tuo tanah karanjau, dusun artinya (mulai tersusun) dari dusun kemudian menjadi Koto yang artinya (sakato atau musyawarah), selanjutnya rombongan membuat koto nan ampek adalah :
- Koto Pisang Kolek
- Koto Gajah Mati
- Koto Gantiang
- Koto Muaro Suo
Setelah dari ampek koto diatas ditambah lagi ampek koto yaitu : Koto bukik paoh onggang, bukik tambang batang, bukik bulu kuniang dan bukik pamatang dialai, kemudian dari delapan koto tersebut dibentuklah sebuah Nagari karena telah memenuhi syarat yaitu : sudah ada labuah (jalan), Tapian (tempat mandi), Musajik (tempat beribadah) dan balai-balai (rumah kerapatan adat).
Kemudian dicarilah tempat untuk membuat Nagari oleh ninik nan ampek koto, maka terdapatlah kesepakatan membuat Nagari di Koto Muaro Suo, oleh karena Muaro Suo dipandang elok/baik oleh ninik nan ampek koto, Koto Muaro Suo dipaga dek aie Batang Palangki jo Batang Suo dan muda dibuek parik (pagar) dari serangan musuh (binatang).
Perkembangan selanjutnya Koto Nan Ampek menjadi Koto Salapan yaitu :
- Koto Pisang Kolek
- Kota Gajah Mati
- Koto Gantiang
- Koto Muaro Suo
- Koto Pauh Onggang
- Koto Tambang Batang
- Koto Buluah Kuniang
- Koto Pamatang Dialai
Koto nan salapan tersusun menjadi lima suku yaitu :
- Suku Malayu
- Suku Patopang
- Suku Gantiang
- Suku Caniago
- Suku Piliang
Dari rangkaian peristiwa diatas, maka terbentuklah suatu Nagari yang bernama KOTO PERBAULAN ( Perbaulan delapan koto) bapucuak ka sungai pagu (painan). Rajo Pagaruyung datang ka bukik batu bulek ingin membentuk tak rajo kaganti rajo, maka rajo Pagaruyung dengan koto-koto yang sudah ada berkumpul memenuhi panggilan rajo kecuali Koto Perbaulan, maka rajo memerintahkan pasukan untuk menjemput Koto Perbaulan, dengan terpaksa Koto Perbaulan datang memenuhi panggilan tak rajo, selanjutnya rajo berkata kepada pasukan perang “Ini Koto Baru” (koto yang baru datang memenuhi panggilan rajo). Sesuai dengan ucapan rajo mulai saat itu nama Koto Perbaulan diganti menjadi “Koto Baru” sampai saat sekarang ini.
Koto Baru terdiri dari 3 Jorong Sebagai berikut :
- Jorong Koto Panjang ( ditulis Koto Panjang )
- Jorong Pasa ( ditulis Jorong Pasa )
- Jorong Simpang Empat ( ditulis Simpang Ampek )
- Sejarah Jorong Koto Panjang :
Dahulunya Kampung tersebut bernama Kampung Sipanjang setelah ada desa dirobah menjadi Koto Panjang,alasan ( Dasarnya ) Kampung tersebut sebagian besar Rumah-rumah ditepi jalan didirikan memanjang menurut jalan yang telah terbentuk lurus.
Bukit yang ada di Jorong Koto Panjang
- Bukit Putui Sejarahnya : ditempat itulah terputus ( Habis ) Suara /bunyi Agung yang menjadi keputusan musyawarah antara Kampung Bulu Kuning dengan Kampung Sumani.
- Bukit Ampuro .Sejarahnya: dibukit itu terhimpun orang tigo tanjunag untuk mengeluarkan suara / pendapat antara lain :
- Tanjuang Lasono
- Tanjuang Durian
- Tanjuang Komang
Gunanya untuk mendirikan Nagari Koto Baru karena taratak ( Kampung ) Urang Tanjuang barado dalam Nagari Koto Baru.
- Bukit Bulu Kuniang Sejarahnya : Sebelum Nenek Orang Kampung Bulu Kuniang, ada sejenis Siamang tinggal di Bukit Bulu Kuniang, Siamang Tersebut Buluhnya Kuning dan kemudian baru datang orang bataratak,
- Bukit Sigarapai Sejarahnya : Sebagian dari asal Ninik yang ada di nagari kita sekarang, ada pula sebagian berasal dari Beruk sedangkan kalau kita lihat Beruk suka menggapai walaupun ada jalan bagus kekiri atau ke kanan namun sifatnya suka memanjat ( Menggapai walaupun bukit itu tagak macam batang berdiri ) namun sifatnya tidak berobah.
Sungai yang ada di Jorong Koto Panjang
- Sungai Batang Palangki
- Sungai Batang Tapeh
- Sejarah Jorong Simpang Ampek :
Karena jorong tersebut terdapat 4 simpang dan lokasi simpang tersebut tugu yang bersejara yaitu tugu Ambacang Bakamba yang mempunyai arti nilai
- Nilai adat
- Nilai Sorak
- Nilai Pusako
Bukit yang ada di Jorong Simpang Ampek :
1. Bukit capang tiga Sejarahnya :
kerena bukit itu berdiri di atas satu nilainya,tetapinmempunyai capang sebanyak tiga buah.
1.Capang menghadap keKoto Baru
2.Capang Menghadap Kepalangki
3.Capang Menghadap Sikaladi
- Bukit Ladang Padi Sejarahnya: yaitu bukit tersebut di pergunakan untuk menanam padi/ladang padi maka orang –orang tua memberi nama ladang padi
- Bukit Situalang Sejarahnya : yaitu suatu bukit yang berdiri di perbatasan wilaya Nagari Koto Baru dan Mudam Sakti.
Sungai yang ada di Jorong Simpang Ampek
- Sungai Batang Palangki
- Sungai Susuan
1.Priode Sukarno Jorong Pasa namanya RK III
2.Priode Suhartono Jorong pasa Namanya Desa pasar
3.Priode Repormasi Baru menjadi Jorong Pasa Secara kebetulan pasar terletak di jorong pasa maka jorong tersebut dinmakan jorong pasa.
Bukit yang ada di Jorong Pasa:
- Bukit Keburan Tinggi Sejarahnya : Bukit tempat perkebunan Ninik Kampung Gantiang Rendah,yang diberikan oleh ninik Kampung, Patopang Tanjung Linsono
- Bukit Padang GalanggangSejarahnya: Tempat Berkumpulnya Orang yang terdahulu tiba di Koto Baru , untuk merencanakan membuat Nagari.
- Bukit Aur Serumpun Sejarahnya : Bukit perbatasan antara Ulayat Muoro Bodi dan Koto Baru.
- Bukit Ambut Sejarahnya :Bukit Tempat musywarah tiga Kaum Yaitu melayu Korong Gadang ,Kaum Piliang Hilir dan Kaum Gantiang Panai untuk mencari mupakat untuk mempertahankan ,ulayat antara Koto Baru dan Padang Buluh Kasok( yang sekarang menjadi Padang Sibusuok).
- Bukit Ganda ria Sejarahnya : Bukit Tempat Musywarah Ninik Mamak Koto Baru,Batu Manjulur dan Kampung Baru, untuk Merencanakan Daerah yang akan dimiliki Batu Manjulur dan Kampung Baru.
Sungai yang ada di Jorong Pasa
- Sungai Batang Palangki
- Sungai Batang Suo
Nara Sumber
- D.Dt Rajo Alam (............................)
- Ampang Limo Putieh (..............................)
PARSO, S.Kom
10 Desember 2024 08:28:49
Tampilan Websitenya super keren mas Amdeni. Mantap pokoknya...